Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma.
sel darah merah |
Sel darah merah yang berada di luar cairannya dapat mempertahankan bentuknya apabila dimasukkan dalam cairan yang isotonis dengan sitoplasmanya. Apabila sel darah merah berada di dalam cairan yang hipertonis maka sel darah merah akan mengalami pengerutan (krenasi), apabila sel darah merah berada dalam cairan yang bersifat hipotonis maka sel akan pecah dan hemoglobin akan ke luar (hemolisis).
Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah menuju cairan disekelilingnya, keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah. Membran sel darah termasuk membran yang permeabel selektif. Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan substansi seperti glukosa, asam amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat organik, hemoglobin dan protein plasma.
Ada dua macam hemolisis
1. Hemolisis Osmotik
Terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9 %, bila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 65 % belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 45 % hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini desebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0,25 %, semua sel darah merah akan mengalami hemolisa sempurna.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besarisi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi sel disebuit larutan isotonis.
2. Hemolisis Kimiawi
Pada hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding sel darah merah terutama terdiri dari lipid dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut lipoprotein.Jadi setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkan membran sel darah merah.Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu kloroform, aseton, alcohol, benzene dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membran sel darah merah diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin, nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resi, dan senyawa arsen.
Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan garam yang isotonis tidak akan mengalami kerusakan dan tetap utuh.Tetapi bila sel darah merah ditempatkan dalam air distilata, sel darah merah akan mengalami hemolisa, karena tekanan osomose isi sel darah merah jauh lebih besar daripada tekanan osomose di luar sel sehingga mengakibatkan banyak air masuk ke dalam sel darah merah (osmosis). Selanjutnya air yang banyak masuk ke dalam sel darah merah itu akan menekan membran sel darah sehingga membran pecah.
1. Hemolisis Osmotik
Terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9 %, bila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 65 % belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 45 % hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini desebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0,25 %, semua sel darah merah akan mengalami hemolisa sempurna.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besarisi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi sel disebuit larutan isotonis.
2. Hemolisis Kimiawi
Pada hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding sel darah merah terutama terdiri dari lipid dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut lipoprotein.Jadi setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkan membran sel darah merah.Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu kloroform, aseton, alcohol, benzene dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membran sel darah merah diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin, nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resi, dan senyawa arsen.
Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan garam yang isotonis tidak akan mengalami kerusakan dan tetap utuh.Tetapi bila sel darah merah ditempatkan dalam air distilata, sel darah merah akan mengalami hemolisa, karena tekanan osomose isi sel darah merah jauh lebih besar daripada tekanan osomose di luar sel sehingga mengakibatkan banyak air masuk ke dalam sel darah merah (osmosis). Selanjutnya air yang banyak masuk ke dalam sel darah merah itu akan menekan membran sel darah sehingga membran pecah.
0 comments
Post a Comment