Sel-sel darah terbagi dalam tiga golongan fungsional utama: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Jenis-jenis leukosit dikelompokkan berdasarkan bentuk nukleus, ada tidaknya granula dalam sitoplasma, dan afinitas pulasan terhadap granula. Leukosit yang mempunyai granula adalah: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan leukosit yang tidak mempunyai granula adalah: monosit dan limfosit
trombosit |
Metode standar (baku) pemeriksaan darah ialah membuat sajian apus di atas kaca objek dengan menggunakan teknik pemulasan metode Geimsa atau Wright. Sajian ini digunakan untuk mempelajari semua unsur darah terutama leukosit dan trombosit. Selain itu bentuk normal eritrosit dapat pula dipelajari pada sajian ini. Leukosit lebih mudah ditemukan dan dipelajari pada bagian tepi dan ujung sajian atau bagian lain yang sel-selnya tidak terlalu padat. Sedangkan eritrosit tampak tersebar pada semua bagian. Sediaan yang baik adalah bila eritrositnya tersebar merata, tidak terlalu padat (bertumpuk) dan terdapat leukosit di antaranya.
Tampak sebagai bangunan bundar berwarna merah muda (eosinofilia/asidofilia) dengan bagian tengahnya pucat, tersebar di seluruh permukaan sajian. Eritrosit merupakan sel yang tidak berinti dan jumlahnya paling banyak pada sajian ini, ukurannya seragam dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk menentukan jenis sel-sel lainnya. Lihatlah sediaan secara keseluruhan dengan pembesaran lemah, lalu carilah bagian yang selnya agak jarang untuk mempelajari unsur darah yang lain.
2. Leukosit bergranula
Neutrofil adalah jenis leukosit yang paling banyak ditemukan dalam darah dan merupakan 60–70% dari leukosit yang beredar. Selnya cukup besar, hampir 1,5× ukuran eritrosit. Intinya berlobus banyak, 2–5 buah; satu sama lain dihubungkan dengan benang kromatin halus sehingga tampak membentuk segmen-segmen (segmented neutrophil). Kromatin intinya kasar dan padat. Pada sajian darah wanita, kadang dapat dilihat bangunan kecil mirip palu gendang (drumstick) menonjol dari salah satu lobus intinya dan berhubungan dengan inti melalui benang kromatin halus. Dapat pula ditemukan neutrofil muda dengan inti berbentuk batang bengkok, tidak berlobus, yang disebut neutrofil batang (stab neutrophil). Sitoplasma neutrofil mengandung granula spesifik halus, berwarna merah muda.
Eosinofil ukurannya kurang lebih sama dengan neutrofil, intinya tampak terdiri atas dua lobus (bilobus), namun kadang dapat juga ditemukan lobus ketiga. Bentuknya mirip gagang telepon atau kaca mata dengan kromatin yang tidak sepadat neutrofil. Eosinofil dapat dikenali berdasarkan sitoplasmanya yang bergranula kasar dengan ukuran yang kurang lebih seragam dan berwarna merah jingga. Sel ini agak sulit dicari karena jumlahnya jauh lebih sedikit daripada neutrofil, yaitu sekitar 2–4% dari seluruh leukosit.
Basofil ukurannya juga kurang lebih sama dengan neutrofil. Namun sel ini paling sulit dicari karena jumlahnya dalam keadaan normal sangat sedikit, bahkan lebih sedikit daripada eosinofil (kurang dari 1% dari seluruh leukosit). Sel ini lebih bervariasi dalam hal ukuran, bentuk inti tidak tentu dan sering tidak jelas karena tertutup granula. Kadang juga terlihat berlobus atau berbentuk batang bengkok. Granula sitoplasma berwarna biru kehitaman, besar namun ukurannya tidak seragam, dan tersebar menutupi inti.
3. Leukosit tidak bergranula
Monosit merupakan leukosit yang paling besar, biasanya ditemukan di bagian tepi sediaan. Jumlahnya sekitar 3–8% dari seluruh leukosit. Sel ini ditandai dengan intinya yang besar, eksentris, dan terpulas tidak sepadat leukosit lain. Bentuk intinya bervariasi, sering terdapat lekukan pada aspek inti yang menghadap pusat sel sehingga tampak seperti ginjal atau tapal kuda. Kromatin intinya tidak padat bahkan kadang-kadang dapat dilihat anak inti. Gambarann kromatin mirip relung-relung otak. Sitoplasmanya berwarna biru kelabu pucat, tanpa granula spesifik. Kadang-kadang dapat pula ditemukan granula azurofil (granula lisosom kecil yang terpulas ungu merah muda dan vakuol sitoplasma sehingga memberikan gambaran seperti ‘kaca berkabut’). Anda harus dapat membedakan monosit dengan limfosit berasarkan perbedaan warna sitoplasma dan gambaran kromatin inti selnya.
Neutrofil adalah jenis leukosit yang paling banyak ditemukan dalam darah dan merupakan 60–70% dari leukosit yang beredar. Selnya cukup besar, hampir 1,5× ukuran eritrosit. Intinya berlobus banyak, 2–5 buah; satu sama lain dihubungkan dengan benang kromatin halus sehingga tampak membentuk segmen-segmen (segmented neutrophil). Kromatin intinya kasar dan padat. Pada sajian darah wanita, kadang dapat dilihat bangunan kecil mirip palu gendang (drumstick) menonjol dari salah satu lobus intinya dan berhubungan dengan inti melalui benang kromatin halus. Dapat pula ditemukan neutrofil muda dengan inti berbentuk batang bengkok, tidak berlobus, yang disebut neutrofil batang (stab neutrophil). Sitoplasma neutrofil mengandung granula spesifik halus, berwarna merah muda.
Eosinofil ukurannya kurang lebih sama dengan neutrofil, intinya tampak terdiri atas dua lobus (bilobus), namun kadang dapat juga ditemukan lobus ketiga. Bentuknya mirip gagang telepon atau kaca mata dengan kromatin yang tidak sepadat neutrofil. Eosinofil dapat dikenali berdasarkan sitoplasmanya yang bergranula kasar dengan ukuran yang kurang lebih seragam dan berwarna merah jingga. Sel ini agak sulit dicari karena jumlahnya jauh lebih sedikit daripada neutrofil, yaitu sekitar 2–4% dari seluruh leukosit.
Basofil ukurannya juga kurang lebih sama dengan neutrofil. Namun sel ini paling sulit dicari karena jumlahnya dalam keadaan normal sangat sedikit, bahkan lebih sedikit daripada eosinofil (kurang dari 1% dari seluruh leukosit). Sel ini lebih bervariasi dalam hal ukuran, bentuk inti tidak tentu dan sering tidak jelas karena tertutup granula. Kadang juga terlihat berlobus atau berbentuk batang bengkok. Granula sitoplasma berwarna biru kehitaman, besar namun ukurannya tidak seragam, dan tersebar menutupi inti.
3. Leukosit tidak bergranula
Monosit merupakan leukosit yang paling besar, biasanya ditemukan di bagian tepi sediaan. Jumlahnya sekitar 3–8% dari seluruh leukosit. Sel ini ditandai dengan intinya yang besar, eksentris, dan terpulas tidak sepadat leukosit lain. Bentuk intinya bervariasi, sering terdapat lekukan pada aspek inti yang menghadap pusat sel sehingga tampak seperti ginjal atau tapal kuda. Kromatin intinya tidak padat bahkan kadang-kadang dapat dilihat anak inti. Gambarann kromatin mirip relung-relung otak. Sitoplasmanya berwarna biru kelabu pucat, tanpa granula spesifik. Kadang-kadang dapat pula ditemukan granula azurofil (granula lisosom kecil yang terpulas ungu merah muda dan vakuol sitoplasma sehingga memberikan gambaran seperti ‘kaca berkabut’). Anda harus dapat membedakan monosit dengan limfosit berasarkan perbedaan warna sitoplasma dan gambaran kromatin inti selnya.
Limfosit merupakan leukosit nomor dua terbanyak dalam peredaran darah, jumlahnya 20–30% dari seluruh leukosit. Ukuran sel ini bermacam-macam, ada yang sebesar eritrosit dan ada yang sebesar neutrofil. Intinya
kebanyakan bulat atau mirip kacang bogor, atau kadang mirip ginjal. Kromatin inti amat padat dan berwarna biru gelap. Sitoplasmanya relatif sedikit dan berwarna biru langit tanpa granula spesifik, namun pada beberapa sel terlihat granula azurofil, yang jika pulasannya baik akan berwarna ungu kemerahan.
kebanyakan bulat atau mirip kacang bogor, atau kadang mirip ginjal. Kromatin inti amat padat dan berwarna biru gelap. Sitoplasmanya relatif sedikit dan berwarna biru langit tanpa granula spesifik, namun pada beberapa sel terlihat granula azurofil, yang jika pulasannya baik akan berwarna ungu kemerahan.
4. Trombosit
Unsur darah ini tidak berupa sel, tetapi merupakan kepingan sitoplasma. Dalam sediaan tampak sebagai kelompok ‘kepingan sel’ yang iregular dengan sitoplasma basofil dan terdapat di antara eritrosit. Masing-masing kepingan terlihat terang pada bagian tepinya, yang disebut hialomer. Sedangkan bagian tengahnya terlihat biru gelap/keunguan mirip inti dengan granula, disebut kromomer atau granulomer.
Unsur darah ini tidak berupa sel, tetapi merupakan kepingan sitoplasma. Dalam sediaan tampak sebagai kelompok ‘kepingan sel’ yang iregular dengan sitoplasma basofil dan terdapat di antara eritrosit. Masing-masing kepingan terlihat terang pada bagian tepinya, yang disebut hialomer. Sedangkan bagian tengahnya terlihat biru gelap/keunguan mirip inti dengan granula, disebut kromomer atau granulomer.
trombosit dilihat dari mikroskop |
0 comments
Post a Comment