Mitokondria adalah
salah satu organel sel yang ada dalam sel eukariotik. Mitokondria berfungsi
sebagai sumber tenaga dalam sel yang menyediakan energi untuk fungsi
motorik,transpor,dan biosintesis. Mitokondria mengandung enzim-enzim yang
dieprlukan untuk memperoleh energi yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat dan
molekul bahan bakar lain dan menggunakan energi tersebut membentuk ATP, suatu
molekul yang dibutuhkan sel untuk bekerja. Proses-proses ini merupakan bagian
dari respirasi sel aerob.Selain itu,
mitokondria berfungsi sebagai metabolisme asam lemak, homeostasis
kalsium, transduksi, dan sinyal seluler.
Mitokondria banyak
terdapat pada sel yang mempunyai aktivitas metabolisme yang tinggi serta
memerlukan ATP dalam jumlah banyak, seperti sel otot jantung. Struktur
mitokondria terdiri dari empat bagian utama, antara lain membran luar, membran
dalam, ruang antarmembran, serta matriks
yang terletak pada bagian dalam membran.
Membran luar berperan
dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan
asetil-CoA. Membran dalam merupakan tempat utama dalam proses pembentukan ATP.
Pada membran dalam terdapat krista yaitu lipatan-lipatan yang menonjol ke dalam
matriks.Struktur krista tersebut dapat meningkatkan kemampuannya dalam
memproduksi ATP. Membran dalam memiliki kandungan protein yang terlibat dalam
reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berguna dalam membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transpor yang berfungsi untuk mengatur
keluar masuknya metabolik dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran
yang terdapat di antara membran luar serta membran dalam merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus krebs,
reasksi β-oksidasi asam lemak, dan reaksi oksidasi asam amino. Didalam matriks
mitokondria terdapat materi genetik yang disebut dengan DNA mitokondria
(mtDNA), ribosom, ADP, ATP, Fosfat anorganik, dan ion-ion seperti magnesium,
kalsium, serta kalium.
DNA pada mitokondria
(mtDNA) dikode sebagai 22 trRNA, 2 rRNA, dan 13 protein yang membentuk bagian
dari enzim fosforilasi oksidatif kompleks. RNA ditranskrip dan protein ditranslasi
di dalam matriks mitokondria. Sedangkan nuklear DNA (nDNA) dari sel, juga
dikode untuk banyak protein dalam komplek enzim, dimana produk nDNA ditranslasi
dalam sitoplasma pada ribosom bebas dan mempunyai sekuen sinyal yang akan
mengirimkannya ke mitokondria.
Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa mitokondria merupakan power house dalamsel yang
menyediakan energi untuk fungsi motorik, transpor, dan biosintesis. Gangguan
konversi energi (dinamika fungsi mitokondria) pada organel ini telah diketahui
membawa dampak patologi pada beberapa penyakit poligenik. Banyak penelitian
telah dilakukan untuk mempelajari peran mitokondria pada berbagai penyakit
antara lain disfungsi mitokondria pada jaringan somatik yang dapat menyebabkan
beberapa gangguan, terutama yang terkait dengan energi respirasi seperti otak,
jantung, otot skelet dan jaringan somatik lainnya. Dinamika fungsi mitokondria
tersebut sangat tergantung pada keseimbangan proses fusi dan fisi yang
melibatkan faktor-faktor lingkungan dan pengontrolan genetik dari gen inti dan
mitokondria.
Fusi dan fisi
mitokondria berperan penting terutata dalam integrasi mitokondria, tersedianya
perangkat-perangkat rantai respirasi eletron, proteksi dan segregasi
mtDNA.Dinamika fungsi mitokondria sangat tergantung pada kedua proses tersebut
karena akan menentukan morfologi dan struktur dari membran dan matrik
mitokondria.Seperti yang diketahui, membran luar dan membran dalam mengandung
protein yang diperlukan untuk kepentingan bioenergitika dan homeostatis ion Ca2+.
Stuktur mitokondria merupakan bagian yang sangat dinamis dalam neuron.
Mekanisme dimulai dengan repiklasi mtDNA dan pembentukan protein yang disandi
DNA.
Disfungsi mitokondria
memegangperan penting dalam patogenesis penyakit generatif. Dasar molekuler
yang melandasi penurunan-penurunan fungsi mitokondria sampai saat ini belum
sepenuhnya dimengerti, tetapi percobaan eksperimental yang pernah dilakukan
memerlukan koordinasi dan komunikasi antara mitokondria dan genom inti.
Penyakit yang
dihubungkan dengan disfungsi mitokondria dapat digolongkan menjadi dua kategori
yaitu : (1) penyakit mitokondria klasik, disebabkan mutasi mtDNA atau gen inti
yang langsung berpengaruh terhadap ekspresi gen mitokondria; (2) penyakit
disfungsi mitokondria yang disebabkan mutasi gen inti yang mengganggu fungi non
respirasi. Mutasi yang terjadi pada gen inti yang bertanggung jawab terhadap
dinamika fungsi, fusi dan fisi mitokondria berperan dalam patogenesis beberapa
penyakit neurodegenarasi diantaranya penyakit alzhaimer, penyakit huntington,
dan penyakit parkinson.
Hasil
riset terkini juga menunjukkan bahwa mitokondria berkorelasi dengan apoptosis,
yaitu kematian sel yang terpogram. Mitokondria juga diketahui melepas sinyal
yang memicu proses kematian sel. Pada kasus stroke dan penyakit alzhaimer
mitokondria menyebabkan terlalu banyak kematian sel yang akhirnya memicu
penurunan mental dan gejala lain.
Selain
dapat mengakibatkan penyakit neurodegenerasi, kesalahan pada mitokondria juga
diketahui berperan dalam masalah penuaan. Reaksi kimia yang berlangsung pada
siklus krebs dan rantai transport electron kadang melepas elektron yang salah
keluar dari mitokondria dan masuk ke lingkungan sel. Elektron tersebut akan
berikatan dengan oksigen dan membentuk radikal bebas. Radikal bebas adalah atom
atau kelompok atom yang mengandung elektron yang tidak berpasangan. Radikal
bebas sangat cepat bereaksi dengan mokelul lain, seperti DNA dan protein, yang
berakibat terganggunya aktivitas sel. Para ahli memperkirakan bahwa penuaan
pada manusia mulai masalah keriput hingga penurunan mental bisa jadi disebabkan
karena radikal bebas tersebut.
Kesimpulan
Disfungsi dan mutasi DNA pada
mitokondria memiliki peran dalam beberapa penyakit neurodegenerasi, seperti Alzheimer, Huntington,
dan Parkinson. Hal ini dikarenakan kemampuan dinamis mitokondria dalam
mereduksi stress oksdatif, metabolisme energy, dan homeostasis Ca2+
sangan erat kaitannya dengan viabialitasdan proteksi neuron pada
penyakit-penyakit tersebut. Dan juga, apabila terjadi kerusakan pada proses
yang terjadi pada mitokondria ( siklus krebs ) dapat menyebabkan penuaan
seperti keriput pada kulit & penurunan mental.
0 comments
Post a Comment