Vitamin K (Farmakologi dan Manfaat)

1 comment
Vitamin K terdiri dari phylloquinone (vitamin K1) dan menaquinone (vitamin K2). Phylloquinone atau vitamin K1 dapat ditemukan pada sayuran-sayuran hijau yang merupakan bentuk utama dari vitamin K1. Menaquinone atau vitamin K2 dapat ditemukan pada makanan hewani & fermentasi serta sistensi dari bakteri di usus.

Fungsi
  • Sebagai koenzim dari karboksilase dependent K yang berguna pada sintesis protein pembekuan darah 
  • Berperan penting dalam metabolisme tulang
Farmakodinamik
Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin, faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X (faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
 
Kebutuhan Manusia
Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per hari.

Defisiensi 
Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah. Defisiensi vitamin K terjadi karena:
1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
3. Pemakaian antikoagulan

Farmakokinetik
  • Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.
  • Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada empedu.
Sediaan
  • Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
  • Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM)
  • Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
  • Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
Indikasi
  • Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
  • Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan. 
  • Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturutturut.
  • Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam.
  • Gangguan penyerapan: ulcerative colitis, peny. Celiac, dll

Thank you for reading~ Have a great day

Fadhila Al'izza
FK UMSU 2015
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

1 comment