Pemberian Bantuan Hidup Dasar

No Comments
Pemberian BHD merupakan kompetensi yang harus dikuasaipenuh oleh lulusan dokter (kompetensi 4). Maksud dari kompetensi 4 ini adalah lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenaiketerampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri. Bantuan Hidup Dasar (BHD ) merupakan tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung. Sesuai dengan rekomendasi American Heart Assosiation (AHA), terdapat perubahan guideline secara signifikan pada tahun tahun 2010. Perubahan ini mecakup perubahan algoritma ABC ( Airway, Breathing, Circulation) menjadi CAB (Compression, Airway, Breathing), serta perubahan kecepatan kompresi. Perubahan ini didasari penelitian yang menunjukkan kenaikan angka survival rates pada algortma yang baru.

Algoritma Bantuan Hidup Dasar
1. Jika menemukan seseorang penderita dalam keadaan tidak sadar, lakukan:
  • Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum menolong orang lain.
  • Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan mengguncangkan tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.
  • Mintalah bantuan dengan berteriak ke sekitar (mintalah seseorang untuk menelpon ambulans/RS, atau memanggil perawat atau tenaga medis terlatih lainnya jika penderita merupakan pasien RS)

2. Jika penderita tidak responsif, mulailah CAB, yaitu :
 C : Compression
- Penolong memeriksa nadi penderita yang tidak sadar dengan mempalpasi pulsasi Arteri Carotis Komunis. Palpasi dilakukan selama sedikitnya 5 detik, namun tidak boleh lebih dari 10 detik.

- Jika penderita memiliki pulsasi, pertolongan ditujukan untuk membebaskan airway dan pemberian bantuan nafas yang adekuat (1 nafas setiap 5-6 detik), periksa kembali secara berkala tiap 2 menit.
- Jika penderita tidak memiliki sirkulasi:
  • Mulailah kompresi dada segera
  • Lakukan dengan 30 kompresi dengan kecepatan minimal 100x/1’. Kedalaman kompresi sedikitnya 5 cm pada pasien dewasa (kompresi pada anak dan bayi sekitar 1/3 kedalaman dada), berikan waktu pengembangan dinding dada (recoil) secara lengkap diantara 2 kompresi.
  • Ulangi terus kompresi dan nafas bantuan hingga 5 kali (1 siklus)
penempatan kompresi
posisi tangan


posisi penolong saat mellakukan kompresi

A : Airway
Setelah melakukan kompresi jantung, pertolongan dilanjutkan dengan mengevaluasi kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift atau jaw thrust.

head tilt and chin lift
 
B : Breathing
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak
untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma.
  • Jika penderita bernapas : Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi pemulihan.
  • Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik. Periksa kembali secara berkala tiap 2 menit
  • Jika penderita tidak bernapas : Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas. Pemberian nafas bantuan juga bisa dilakukan dengan bantuan alat sungkup wajah (face mask).
  • Amati pergerakan dada ketika nafas bantuan diberikan Periksa ulang nadi pulsasi Arteri Carotis Komunis setiap 5 siklus



Jika penderita masih terus mengalami henti napas dan henti jantung, lakukan terus tindakan diatas minimal selama 25-30 menit, dan evaluasi terus tanda-tanda kehidupan penderita, dan hentikan bantuan apabila:
  • Anda merasa lelah.
  • Bantuan dari petugas kesehatan datang.

Recovery Position
Adalah penempatan posisi korban, setelah resusitasi berhasil dilakukan. Dalam posisi recovery, jalan nafas diharapkan dapat tetap bebas(secure airway) dan mencegah aspirasi jika terjadi muntah. Posisi recovery dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment